Popularitas Tidak Menjadi Jaminan Sukses, Banyak Bisnis Kuliner Raffi dan Kaesang di Tutup

Spread the love

Gugusan usaha raffi ahmad dan kaesang pangarep yg tutup secara permanen alias rol tikar belakangan menjadi sorotan publik. setidaknya terdapat 4 usaha makanan kaesang dan 7 usaha raffi ahmad yg tutup secara tetap.

Hal itu menerangkan bahwa popularitas tidak menjadi agunan usaha makanan akan sukses. karena pada menjalankan usaha absolut terdapat pasang surutnya. tidak hanya modal, diperlukan pula seni manajemen yang matang agar usaha tetap bertahan dan terus berkembang.

Dari pakar marketing serta managing partner inventure yuswohady popularitas seniman pada sebuah usaha kuliner memang sebagai faktor pendukung. namun ada beberapa faktor yang jauh lebih penting agar konsumen tertarik, yakni kualitas produk, inovasi produk serta kepuasan konsumen.

“jadi, sebenarnya impak asal artis yg brand-nya bertenaga bukan faktor yang terpenting. yg terpenting merupakan product quality, product innovation, pada layanannya. beli bukan sebab melulu artisnya apalagi artisnya udah kemudian. jadi kuncinya permanen pada produk,”

Yuswohady melanjutkan, pada berbisnis dibutuhkan kemampuan mengelola bisnis tersebut. kemampuan yg dimaksud hampir asal segala lini asal proses aktivitas berbisnis.

“beliau wajib punya skill atau kompetensi. misal punya usaha resto mulai dari supply chain, pembelian barang, bagaimana nyusun, sajian bagaimana marketing, bagaimana treat karyawan izin ga keluar-keluar ada ilmu, butuh skill,” ungkapnya.

Selain kompetensi, yuswohady menilai kualitas seseorang pengusaha dipandang dari ketekunan berbisnis dalam jangka ketika yang panjang serta tidak menyerah ketika usaha pada di ujung ambang kebangkrutan.

“Kedua, ketekunan. kadang-kadang dia belum punya skill, akan tetapi dia tekuni terus akhirnya skill terakuisisi gitu. bisnis itu kuncinya ketekunan. kualitas seseorang entrepreneur itu ketekunan pada saat yang panjang, bukan cuma 3 bulan, enam bulan, setahun. skill-nya jago pun jikalau nggak istiqomah, nggak kerja keras, nggak tekunin pada jangka panjang, maka bisnis jua akan luruh, akan menguap,” jelasnya.

Yuswohady pula menambahkan popularitas seniman hanya faktor pendukung. terdapat beberapa faktor krusial supaya konsumen tertarik, mulai asal segi kualitas produk, inovasi produk, serta kepuasaan konsumen.

“Jadi, sebenarnya efek berasal seniman yang brand-nya bertenaga bukan faktor yang terpenting. yg terpenting merupakan product quality, product innovation, di layanannya. beli bukan sebab melulu artisnya apalagi artisnya udah lalu. jadi kuncinya tetap di produk,” pungkasnya.

Hal serupa pula disetujui sang pakar pemasaran sekaligus founder and chairman mcorp hermawan kartajaya. dia berkata betapa pentingnya menghasilkan keunikan dalam berbisnis.

“Diferensiasi itu artinya pembeda, unik. nggak usah jadi yang terbaik, nggak usah jadi yg bagus asal kompetitor, yang krusial kamu punya keunikan. makanya, itu keunikannya apa, bukan cuma murah, bukan cuma populer,” ungkapnya.

Beliau juga mengungkapkan diferensiasi bisa dengan dua cara. pertama, diferensiasi konteks berupa cara yang mampu menghasilkan konsumen semakin tertarik, contohnya tampilan kemasan atau dekorasi restoran. kedua, diferensiasi konten berupa produk atau jasa apa yg bisa ditawarkan kepada konsumen, mirip sajian yang tidak selaras.

“Diferensiasi bisa konten mampu konteks. bila konteks kan oh ini punyanya raffi ahmad punyanya kaesang, konten kan itu benar -benar makanan ini bedanya dimana. jikalau cuma populer tok nggak mampu, tapi beberapa bisnisnya kaesang serta raffi ahmad memang berhasil. terdapat diferensiasi misal ada beach club di padang, itu punya raffi ahmad. saya pernah pulang, kan itu unik,” imbuhnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *