Mantan menteri perdagangan era pemerintahan joko widodo periode pertama, thomas trikasih lembong alias tom lembong ikut menyuarakan aspirasinya saat demo #kawalputusanmk pada gedung dewan perwakilan rakyat, kamis (22/2024). demo ini meolak revisi undang-undang (uu) pemilihan kepala daerah (pemda) yg menganulir putusan mk.
Tom lembong menyuarakan orasi terkait dengan keruntuhan demokrasi. menurutnya, peristiwa ini ialah sebuah momen historis serta kritis bagi bangsa indonesia. katanya, ketika ini indonesia tengah berada di sebuah persimpangan.
“ini momen yang historis, ini momen yg kritis. kita di sebuah persimpangan, negara kita di sebuah persimpangan. serta kita ketika ini lagi memilih masa depan, bukan hanya buat diri kita, akan tetapi untuk anak, cucu, serta generasi-generasi berikut,” istilah tom lembong, dalam orasinya.
Menurutnya, masyarakat indonesia harus merogoh sikap. pada catatan sejarah indonesia, lanjut tom lembong, apabila demokrasi diruntuhkan serta lembaga-lembaga negara kehilangan wibawanya, kesengsaraan menanti masa depan nkri.
“sejarah membagikan, begitu demokrasi diruntuhkan, begitu lembaga-forum negara, wibawanya mulai dihilangkan. itulah langkah-langkah pertama menuju kemiskinan, menuju kesengsaraan,” ujar tom lembong.
“pelan-pelan kebebasan akan hilang, peluang buat berkarya akan hilang. peluang buat melayani alas sebenar wadah pelan-pelan akan berjaya. itu merupakan bukti dari sejarah. jadi, yuk kita berjuang,” sambungnya.
Selaras dengan itu, ia mengajak rakyat buat tertib serta hening dalam mengawal isu ini. menurutnya, jangan hingga kemarahan yg menguasai rakyat justru malah membentuk situasi semakin memburuk.
“Bahwa kita murka , bukan berarti kita tidak mampu hening. bahwa kita marah, bukan berarti kita tidak mampu tertib. mari kita tunjukkan, sahabat-sahabat, ibu bapak, bahwa kita artinya kalangan yang beradab. kita merupakan kalangan yang tertib, kalangan yang menegarkan konstitusi,” tegasnya.
Tom lembong pula menyatakan bahwa dirinya hadir dalam demo kali ini tidak mengatasnamakan kalangan manapun, eks tim sukses anies-cak imin itu mengaku mewakili istri serta anaknya.
“Kehadiran anda semua pada momen yang historis, momen yang kritis. aku pada sini, ketika ini, berdiri pada sini, mewakili diri aku sendiri. saya tidak berdiri di sini mewakili 01, tidak berdiri pada sini mewakili 02, tidak berdiri di sini mewakili 03. akan tetapi, telah bisa titipan berasal istri serta anak saya. saya ikut mewakili famili istri anak aku ,” katanya.